BANDUNG - Audiensi antara Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dengan pihak rektorat Universitas Langlangbuana (UNLA) yang diselenggarakan pada Jumat, tanggal 14 Februari 2025, di Wisma Buana. Audiensi tersebut dianggap tidak efektif oleh Ormawa dikarenakan keterbatasan waktu dan adanya perubahan
agenda menjadi faktor utama ketidakefektifan.
Ketua BEM-U UNLA, Kiki Abdul Jaelani mengungkapkan kekecewaannya terhadap
jalannya audiensi. "Audiensi ini sangat tidak efektif.
Waktu banyak dihabiskan untuk pemaparan dari rektorat, padahal harapan kami adalah mendengarkan keluh kesah dari mahasiswa," ujarnya.
Senada dengan BEM-U, Ketua DPM-U Ridwan Maulana Hafidz juga menyatakan ketidakefektifan audiensi tersebut. "Tidak efektif, karena masih ada beberapa mahasiswa yang ingin bertanya tetapi langsung ditutup karena Rektor akan mengadakan audiensi dengan Mahasiswa Papua," jelasnya.
Pertemuan yang diagendakan oleh BEM-U melalui koordinasi dengan Biro Kemahasiswaan ini mengalami beberapa kendala dalam pelaksanaannya, termasuk kedisiplinan waktu dari kawan-kawan mahasiswa. Menurut Kiki, meski
ruang audiensi sangat efektif, skema di dalamnya dibuat tidak efektif. "Hanya ada tiga pertanyaan dan itu masih satu bab, padahal masih banyak bab-bab lain seperti sistem yang belum dibahas," tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UNLA—A. Kamil Razak menyatakan bahwa audiensi akan dilanjutkan. "Saya minta bulan April walaupun kamu udah tamat (lengser) adikmu yang itu (datang). Dan saya minta adik-adik BEM itu sebagai Panjang Tangan/Tangan kanan saya untuk mempromosikan Langlangbuana," tegasnya.
Begitupun menanggapi efektivitas audiensi, Menurutnya proses audiensi tadi sudah berjalan dengan efektif.
“Alhamdulillah itu-kan dengan masukan-masukan itu, ya harus kita masukan paling utama tuh fasilitas memang prioritas saya itu fasilitas. Sama dengan pertama kali saya langsung memerintah siapa ketua BEM nya, kenapa jorok adik-adik BEM itu harus bersih masa bantal berantakan, gantung jaketnya berantakan. Ya saya ngertilah kalau fasilitas IT nya kurang ya ajukan. Efisiennya
bagus dengan saya laksanakan ini walaupun dihadiri beberapa-pun perwakilan beberapa puluh orang tapi sudah bisa keterwakilan seluruh universitas,”sambungnya.
Audiensi ini merupakan pertemuan pertama setelah vakum selama dua tahun tidak melaksanakan audiensi serupa. Hafidz menekankan pentingnya pertemuan rutin antara mahasiswa dan rektorat, idealnya setiap tiga bulan sekali, untuk menjaga keselarasan antara kedua belah pihak.