Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Pemerintah Pusat mulai diterapkan di berbagai sekolah di daerah, termasuk di Kota Bandung. Program ini bertujuan menyediakan makanan sehat bagi siswa agar kebutuhan gizi mereka terpenuhi dan dapat menunjang konsentrasi belajar di sekolah. Namun, di lapangan, pelaksanaannya masih belum merata. Sejumlah sekolah sudah merasakan manfaatnya, sementara banyak sekolah lain masih menanti kepastian. Efektivitas program pun menjadi pertanyaan besar, memunculkan pertanyaan soal keadilan dan efektivitas pelaksanaannya.
Di sejumlah sekolah seperti SMAN 20 Bandung dan SD Angkasa 1, makan bergizi gratis (MBG) telah berjalan dan memberikan dampak positif bagi siswa. Namun, di sekolah lain seperti SMAN 16 , program ini belum dimulai. Ketidaksamaan ini menimbulkan perasaan kecewa dari berbagai pihak, terutama orang tua yang mengharapkan pemerataan dan kejelasan kebijakan.
Dukungan dan Manfaat yang dirasakan
Secara umum, program makan bergizi gratis (MBG) mendapat dukungan positif dari siswa dan orang tua. Siswa merasa sangat terbantu karena program ini meringankan beban ekonomi keluarga. Nadya, seorang siswa SMAN 20 Bandung, mengungkapkan, “Saya sangat mendukung program ini karena membantu keluarga saya dan membuat saya lebih semangat ke sekolah,” ungkapnya.
Orang tua siswa turut merasakan manfaat dari program makan bergizi gratis. Salah satunya adalah Yanti, orang tua dari siswa SD Angkasa 1, menyatakan dukungannya terhadap program tersebut. Ia menilai bahwa program ini sangat membantu, terutama bagi keluarga dengan penghasilan terbatas.
Bahkan di sekolah-sekolah yang belum menerima program ini, antusiasme sudah mulai terlihat. Jesika, seorang siswa SMAN 16 Bandung, menyampaikan bahwa program makan bergizi gratis yang dijalankan pemerintah dinilai sangat membantu bagi seluruh siswa. Harapan serupa juga datang dari para orang tua. Asep, salah satu orang tua siswa, mengungkapkan bahwa dirinya telah mendengar mengenai program tersebut dan berharap anaknya segera bisa menikmati manfaatnya, mengingat beberapa sekolah lain sudah mulai menjalankannya.
Kualitas dan Harapan Pengembangan
Kualitas makanan yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai cukup baik. Makanan disajikan dalam keadaan hangat, bersih, dan dengan menu yang bervariasi setiap harinya. Hal ini membuat banyak siswa merasa puas dengan cita rasa dan kualitas makanan yang diterima. Meski begitu, terdapat harapan agar variasi menu terus ditingkatkan guna menghindari kebosanan. Evaluasi rutin juga dianggap penting untuk memastikan kualitas program tetap terjaga dari waktu ke waktu.
Asep orang tua siswa pun menekankan pentingnya kualitas dan variasi, "Saya berharap makanannya benar-benar bergizi dan aman, bukan sekadar kenyang. Jangan sampai hanya formalitas atau asal-asalan. Dan kalau bisa, ada variasi menu, supaya anak-anak nggak bosan," jelasnya.
MBG vs Beasiswa Pendidikan
Ketika dihadapkan pada pilihan antara program makan bergizi gratis (MBG) dan beasiswa pendidikan, sebagian besar siswa dan orang tua cenderung memilih makan bergizi gratis (MBG). Alasannya, manfaat makan bergizi gratis (MBG) dapat dirasakan setiap hari dan oleh semua siswa, sementara beasiswa pendidikan biasanya hanya diperuntukkan bagi siswa tertentu. Meskipun demikian, banyak yang mengakui pentingnya beasiswa pendidikan untuk menunjang kebutuhan pendidikan jangka panjang. Nadya salah satu siswa SMAN 20 Bandung mengungkapkan, "Jika harus memilih ya, saya lebih memilih program MBG ini sih. Karena manfaatnya bisa dirasakan setiap hari dan oleh semua siswa. Tapi, kalau memungkinkan. Saya pengen dapat keduanya sih. Karena beasiswa juga penting untuk menunjang kebutuhan Pendidikan saya,” ujarnya.
Sementara itu, Ika, guru di SMAN 16 Bandung, memberikan pandangan dari sisi sekolah. Ia menilai bahwa kedua program memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada sasaran yang ingin dicapai. Program makan bergizi gratis ditujukan untuk seluruh siswa, sementara beasiswa biasanya hanya diberikan kepada siswa berprestasi.
Tantangan dan Harapan
Meskipun program MBG dinilai efektif dan bermanfaat, terdapat tantangan dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah kesiapan infrastruktur sekolah dalam menyediakan makanan. Selain itu, pemerataan program dan ketepatan sasaran juga menjadi perhatian penting. Harapannya, pemerintah dapat lebih intensif dalam mendata dan mempercepat pemerataan program, serta melibatkan semua pihak terkait untuk memastikan keberhasilan program MBG.
Ika, guru di SMAN 16 Bandung, menjelaskan bahwa pelaksanaan program dilakukan secara bertahap karena menyesuaikan dengan kesiapan masing-masing sekolah. Menurutnya, Dinas Pendidikan sudah melakukan pendataan. Namun, pelaksanaan di lapangan sangat bergantung pada ketersediaan fasilitas memasak. Lembaga
penyedia makanan juga menjadi faktor penting dalam menentukan kesiapan sekolah untuk menjalankan program ini. Di sisi lain, harapan agar program ini terus dikembangkan dan diperluas cakupannya terus disuarakan oleh berbagai pihak.
Orang tua siswa berharap, “Saya harap pemerintah bisa mempercepat pemerataan program ini ke semua sekolah, termasuk sekolah anak saya. Jangan ada anak yang tertinggal dan tolong pastikan program ini dijalankan dengan niat baik, bukan hanya di sekolah kota kota saja ke pedesaan dan pelosok pun harus diperhatikan. Karena ini menyangkut kesehatan dan masa depan anak-anak kita,” jelasnya.
Secara umum, program makan bergizi gratis (MBG) disambut positif karena dirasakan manfaatnya secara langsung oleh siswa dan orang tua. Mereka berharap program ini terus berlanjut, menjangkau lebih banyak sekolah, dan dijalankan dengan konsistensi serta perbaikan kualitas.
Pemerintah perlu segera melakukan evaluasi, mempercepat distribusi ke seluruh sekolah, memberikan panduan teknis yang jelas, serta memastikan kesiapan infrastruktur. Dengan sinergi semua pihak, program ini berpotensi menjadi tonggak penting dalam perbaikan sistem pendidikan nasional dan peningkatan kesejahteraan generasi muda.
Sumber :
- Detik Jabar. (2025, 6 Januari). Ini Daftar Sekolah Penerima Makan Bergizi Gratis di Kota Bandung.
- CNN Indonesia. (2025, Januari 24). Makan bergizi gratis jadi program paling disambut positif masyarakat.
- nilah.com. (2024, 28 Desember). Dadan: Anggaran, SDM, dan Infrastruktur Tiga Kunci Sukses Program MBG.
============
Narahubung,
Humas LPM Momentum : 083820060183 (Difha)
Website : persmomentum.com
YouTube : LPM Momentum
Instagram : @lpm.momentum.unla